S H A R I T A
Sweet Touch

touch bellow image to get more!



posting! GODDE$$
hello lovely readers! welcome to Feby's blog. Please enjoy!


find me here!

twitter
facebook
instagram
polyvore
Talk with me ^^



Credits!

Basecode: Nurul AtiQah
Template by: Nida
Re-Edited By: Feby Sarita

past or future!


Long Trip to Batur-Besakih

Kemarin (10/04) kita, kelas X,XI ma XII sembahyang ke 2 pura besar di Bali. Rencananya kita brangkat jam 6.30, tau sendirilah, jam segitu kita belum meninggalkan sekolah tercinta yaitu SMANSA. Skitar jam 7an, baru kita mulai melakukan Tirta Yatra ini. Kelas XII IPA 1, alias kelasku dapet bagian kursi di bis 16 dari 23 bis. Awal perjalanan terasa mengasikan. Sampai “TERJADI SESUATU”. Di pertigaan daerah banjar Bucuan-Gianyar, tiba-tiba bis 16 berhenti! You know what! Bis 16 berhenti di belokan. Kebayang ga, bis 16 buat jalanan macet total! Syukurnya itu di daerah pendesaan, jadinya enggak begitu ramai. Dengan penuh kebingungan, ahirnya anak-anak XII IPA 1, diperintahkan untuk “berpencar” mencari bis-bis yang lain. Bayangin aja, warga P1 bak anak ayam yang kehilngan induknya. Syukurnya kita (Aku,Sri, Jero, Errin), “nyangkut” di bis kelas X.1. sebenernya sih gag enak kaya gini. Kepencar sana sini.
Ahirnya, nyampe juga di tujuan pertama, yaitu Pura Batur. Jangan dikira sampe gitu ajah. Secara, antrean mobilnya puuuuuuuanjaaang bangeet! Apalagi kita naik bis, jadi muatannya berat. Alhasil kita jalan skitar 3 kilo menuju ke pura! 3 kilo? Yupzz! Ternyata bukan di jalan menuju tempat parkir aja yang penuh dengan “pemendek”, tapi didalam pura juga….peeenuuuuh bgd! Mau enggak mau, kita terpaksa sembahyang dari luar. Sengatan matahari di jam 10.30 + ribuan manusia + rasa haus + kecapean, enggak halangi buat sembahyang. Udara pengunungan yang sejuk tidak membantu!
Sembahyang tlah usai. Kini saatnya kembali ke bus. Ada SMS, kalo kita (anak XII IPA 1), diminta berkumpul di parkiran karena bis pengganti telah datang! Dengan sabar,kita menunggu dengan kepastian yang sama sekali ENGGAK PASTI! Ternyata lagi, BIS ITU PARKIR DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH ! Panas, cape, sandal yang putus, lapar, haus, menemani langkahku menuju bis “tercinta” skitar 4 kilometer ku lalui dengan kebaya yang basah karena kringat. KNAPA HARUS XII IPA 1? Sementara kelas yang lain telah asyik menikmati AC di bis masing-masing! Skitar pukul 13.00, kami berkumpul dalam 1 bis! Hal pertama yang kulakukan adalah: mengisi perut yang keroncogan!
Bukan hanya pura Batur saja yang disesaki umat yang ingin sembahyang, perjalanan menuju Pura Besakih juga terhalangi oleh kemacetan rrrruuuuuaaarr biasa! Mungkin penuhnya 2 pura yang terletak di 2 kaki gunung yang berbeda ini, disebabkan oleh PUNCAK KARYA (9/04) dan juga libur Paskah. Maka itu jumlah orang yang nangkil kesana berlipat-lipat jumlahnya. Di kondisi normal perjalanan dari Batur menuju Besakih hanya menempuh 1 jam perjalanan, tapi dengan kondisi seperti ini, pukul 14.30, kami masih terperangkap di bis. Skitar pukul 15.00 ahkirnya kami memutuskan untuk “kembali berjalan” menuju ke Pura Besakih. Dengan prakiraaku, jarak ke Pura Besakih lebih dekat di bandingkan perjalan menuju Pura Batur. Syukurnya Ida Shang Hyang Widhi memberkati perjalananku. Panas terik berubah menjadi kumpulan awan yang sangat sejuk. Memang, di sepanjang perjalanan menuju pura banyak penduduk yang menawarkan “ojek” yang mengantar sampai ke depan pura. Tapi karena malu, kacian duit, jadi terpaksa jalan ajah, sekalian biar niat sembahyang makin pooool. Skitar 20 menit berjalan, ahkirnya sampai juga. Berhubung tiap orang memiliki leluhur yang berbeda, ahkirnya kita berpencar. Aku bersama Errin di 1 rombongan. Pertama Errin nemenin aku ke Pedarman Pasek, yaitu tempat leluhurku. Setelah smbahyang di Pasek, ku temani Errin menuju ke Konco (secara Errin beragama Budha). Singkat cerita, ahkirnya kami memutuskan untuk menunggu Dwimas n Sri di warung di luar area pura. Menunggu adalah pekerjaan terbosankan yang pernah ada! Skitar 30menitan kami menunggu mereka. Ahkirnya kami memutuskan untuk jalan menuju bis! Seperti di Batur. Bis kami tidak dapat parkir di dekat pura. Alhasil, kami pun kembali berjalan juaaaauuhh menuju bis. Jalanan turunan disertai kelok-kelok khas jalanan di pengunungan tak terasa melelahkan, mungkin karena cuaca yang mendukung dan sejuknya angin + suasana pukul 18.00 ala pengunungan. Skitar 3.5kilometeran kami berjalan (kadang berlari), kami menemui bis yang terparkir sudah di penuhi sebagian besar anggota kelas XII IPA 1.
Pukul 19.00, kami pun bergegas pulang menuju Denpasar. Ini pertama kalinya aku pulang dari Besakih semalam ini. Kelak-kelok jalanan membuatku terjaga. Rasa ngantukku terkalahkan oleh rasa jail. Tentu saja sepanjang perjalanan sasaran utamaku adalah Dwimas yang duduk di depanku. Pukul 20.00, seseorang teman meminta untuk menghidupkan TV yang menjadi fasilitas tambahan di bis. Tebak kami nonton apa? BE A MAN!! Lucu jugag melihat aksi para kaum waria seperti itu. Perjalanan agak panjang dan melelahkan. Pukul 21.00an, kami sampai di sekolah tercinta yaitu SMANSA! Menginjakan kaki di SMANSA membuatku ingin segera pulang ke rumah. Tapi secara Dwimas dan Errin belum dijemput, tak tega kumeninggalkan mereka. Rasa lelahku mengalahkan rasa solidku. Ahkirnya kubergegas menuju Mio dan capcus pulang ke rumah!!

Yap, itulah singkat ceritaku. Sebenernya cerita ini mase sangat panjang jika diteruskan, tapi karena cape, ya udah,(kata orang Bali) kanggoang aja.

Labels: